Setetes madu jatuh di atas tanah, datanglah seekor semut kecil, perlahan-lahan dicicipinya madu tersebut..
Hmmm.. manis, lalu dia beranjak hendak pergi..
Namun rasa manis madu sudah terlanjur memikat hatinya.
Dia pun kembali untuk mencicipi lagi, sedikit saja. Setelah itu barulah dia akan pergi.
Namun, ternyata dia merasa tidak puas hanya mencicipi madu dari pinggir tetesannya..
Dia pikir, kenapa tidak sekalian saja masuk dan menceburkan diri agar bisa menikmati manisnya, lagi dan lagi.
Maka masuklah sang semut, tepat di tengah tetesan madu.
Ternyata..
Badan mungilnya malah tenggelam penuh madu, kakinya lengket dengan
tanah.
Dan tentu saja tak bisa bergerak.
Malangnya, dia terus seperti itu hingga akhir hayatnya.
Mati dalam kubangan setetes madu.
Demikianlah analogi sederhana tentang dunia dan pecinta dunia, sebagaimana diperumpamakan dalam sebuah pepatah Arab :
"Hakikat apa-apa dari kenikmatan dunia melainkan bagai setetes besar dari madu. Maka siapa yang hanya mencicipinya sedikit, ia akan selamat.
Namun siapa yang menceburkan diri ke dalamnya, ia akan binasa."
وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ ۖ وَلَلدَّارُ الْآخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ ۗ أَفَلَا تَعْقِلُونَ
"Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?" (Al-An'am : 32)
Semoga bermanfaat. (*/wa/bam/pas)
Cara Mudah & Cepat Menunaikan Ibadah Haji dan Umrah Tanpa Kendala Biaya